Assalamualaikum wr.wb.
Kali ini saya akan meriview kembali materi perkuliahan Filsafat Pendidikan yang sudah saya dapatkan di Universitas PGRI Semarang dengan Dosen Pengampu Moh Aniq KHB S.Pd., M.Hum. Materi pada minggu ini yaitu masih mengenai tentang KI HAJAR DEWANTARA sebagai tema Mengatur diri sendiri dengan Mengenali Diri Sendiri.
Sebelum membahas ke materi, saya akan mereview tentang materi minggu lalu yaitu mengenai Kemerdekaan itu ada 3 macam (hal-hal) diantaranya:
1. Berdiri Sendiri
2. Tidak Bergantung orang lain
3. Dapat mengatur diri sendiri
Pada point ketiga membahas tentang mengatur diri sendiri yaitu maksudnya merdeka itu ketika dapat mengatur diri sendiri. Ki Hajar Dewantara Mengemukakan pendapat bahwa “Manusia adalah titah tuhan yang terdiri atas Raga kasar dan Raga Halus, yang dimaksud raga kasar disini yaitu adalah Jasmani kita dapat dilihat dengan mata, wajah, tangan, kaki, badan, dan lain lain. Sedangkan raga halus yaitu rohani kita tidak dapat dilihat dengan mata, bagaimana hati seseorang apakah dia baik apakah dia buruk sifatnya. “Jasad, Jism, Badan, Ruh dapat diartikan Jasad atau yang dikenal sebagai tubuh atau badan sedangkan bahasa sankrit mengartikan raga. Dalam kitab kitab tasawuf ,digunakan istilah jism atau jisim. Unsur unsur tersebut digabung atau disatukan, diikat oleh sesuatu yang bersal dari Sang Maha Hidup yaitu ruh, karena berasal dari Sang Maha Hidup, maka keberadaannya pun membuat sesuatu menjadi hidup. Karena adanya ruh unsur unsur itu menyatu dan membentuk sesuatu yang lain, yang hidup. Jika ruh diangkat maka unsur unsur itu akan kembali terurai kesifat sifatnya semula.” Ujar Dosen Filsafat Pendidikan Moh Aniq KBH, S.Pd., M.Hum.
Kenalilah diri sendiri “Barangsiapa yang mengenali diri sendiri maka dia memahami tuhan” Riwayat hadist. “Akan tetapi pada kenyataanya mengenali diri sendiri itu sangat susah ketika kita mengritik orang lain dan belum tentu seseorang juga bisa mengritik diri sendiri dan memahami diri sendiri. Karena kita lebih mudah untuk menunjuk orang lain dari pada menunjuk diri sendiri dan memahami diri sendiri. Ketika seseorang menunjuk orang lain menggunakan jari telunjuk mereka, maka 3 jari lainya menunjuk diri orang itu sendiri.” Ujar Dosen Filsafat Pendidikan Moh Aniq KBH, S.Pd., M.Hum. Oleh karena itu janganlah kamu menunjuk orang lain terlebih dahulu sebelum kita kenali dan pahami diri sendiri.
Dengan mengatur diri sendiri kita dapat mengenali diri sendiri yaitu dengan kata identitas dan personality. Dimana terdapat perbedaan antara identitas dan personality.”Sering kali orang menyebut nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, golongan darah itu sebagai suatu identitas. Namun hal itu, merupakan sebuah personality yang dimiliki oleh setiap individu sedangkan identitas lebih mengarah kepada dirimu sebagai apa ?“ Ujar Dosen Filsafat Pendidikan Moh Aniq KBH, S.Pd., M.Hum. Dapat dicontohkan saya adalah sebagai mahasiswa. Jadi, identitas saya adalah sebagai mahasiswa.
Dalam mengenali diri sendiri, kita dapat melakukan kenali diri dengan cara, yaitu:
1. Kenali Diri Sendiri Melalui Visualisasi dan Indra Penglihatan
Caranya paling mudah melalui metode visualisasi, perhatikan apa yang kita lihat dan sering kita jumpai. Bila kita merasakan getaran/vibrasi yang cocok dan sesuai. Kita cenderung merasa nyaman pasti disitulah kegemaran kita. Gambaran melalui pandangan mata kita adalah alat paling canggih untuk mendeteksi keinginan kita, bahkan lebih canggih dari alat manapun. Sebagai contoh, ketika kita melihat seseorang sedang memainkan alat musik gitar sambil bernyanyi. Kita merasakan ikut dalam alunan musik serta lagunya, bahkan kita sesekali ikut bernyanyi dan menikmati lagunya. Sesunggunya kondisi ini sedang menunjukan kepada kita bahwa kita senang dengan musik dan cara untuk mewujudkannya adalah mendengarkan musik
2. Kenali Diri Sendiri Melalui Perasaan
Alat pendeteksi tercanggih yang telah diciptakan Tuhan untuk manusia adalah perasaan. Perasaan yang kita miliki tidak dapat digantikan dengan alat tercanggih sekalipun didunia ini, untuk alasan inilah manusia diciptakan dengan memiliki perasaan.Perasaan inilah yang dapat menggambarkan diri kita, apakah kita memiliki perasaan halus, sensitif atau justru sebaliknya. Sebagai contoh, bila kita melihat seseorang sedang bekerja keras untuk membangun bisnis agar masa depannya tidak melarat. Melihatnya sukses membangun bisnis kita cenderung ingin menjadi sepertinya, yaitu sukses membangun bisnis.Inspirasi darinya yang menjadi pendorong bagi kita untuk lebih giat dan tekun. Disini perasaan kita sedang bekerja, sehingga kita termotivasi.
3. Kenali Diri Sendiri Melalui Pikiran
Pikiran memiliki kekuatan dasyat yang dapat mengubah apapun. Untuk alasan inilah banyak motivator mengatakan bahwa kunci dari kesuksesan adalah pikiran.
Manusia juga dibentuk berdasarkan ruang dan waktu, diri manusia tidak bisa terbentuk hanya dengan ruang saja atau waktu saja, karena ruang dan waktu sangat berkesinambungan yang mana nantinya ruang dan waktu tersebut yang akan membentuk diri manusia tersebut. Tuhan menciptakan alam semesta dengan sangat teratur mulai dari jagad raya, bumi, lautan dan daratan, tumbuhan dan hewan serta terahir manusia. Agar apa? Agar nantinya manusia dapat meyakini bahwa Tuhan ada dan keberadaan Tuhan lah yang menciptaka Alam semesta ini. aebagai mahluk ciptaanya kita diwajibkan untuk meyakini keberadaanya sebagai penguasa dan pencipta alam semesta ini.
Pada dasarnya setiap manusia jarang sekali mendalami atau menggunakan Otak tengah, akan tetapi pada otak tengah itu sendiri sering kali dipakai pada saat anak masih kecil sebagai spiritualis dan pada massa ini otak yang dimiliki pada setiap anak semakin membesar akan tetapi otak kanan dan kirinya menyempit,. Namun dengan bertambahnya usia otak tengah yang dimiliki orang dewasa akan semakin kecil, semakin kecil dengan bertambahnya informasi yang diterima otak kanan dan otak kiri yang semakin membesar. Sehingga fungsi otak tengah yang untuk nilai religius semakin menyempit. Sehingga kita harus semakin membangun nilai religius pada anak agar otak tengah kembali berkembang dan aktif.
Pada dasarnya Tuhan secara dzat menciptakan alam dan isinya termasuk manusia adalah sebagai kuasanya Nya untuk menunjukkan bahwa Ia adalah ada. Manusia di ciptakan sebagai ciptaan Nya yang terakhir . Yang mana mansuia di anggap sanggup merangkul semua yang ada di bumi . Alam menjadi subjek manusia mengenal Tuhan. Pada ungakpan bahwa manusia adalah titah dari Tuhan maka sebenarnya segala sesuatau yang berada di dalam diri manusia hanya manusia itu sendiri yang dapat mengelola. Sehingga kita sebagai manusia harus bisa mengelola diri secara baik . Segala sesutau yang terjadi di alam termasuk bencana sebenarnya adalah rahmat dari Allah . Allah hanya menjalankan segala fungsi dari alam yang dciptakan nya. Misalakn saja pada saat gunung merapi erupsi, sering kali kita menyebutnya sebuah bencana . Dan kita melupakan bahwa setelah adanya bencana tesebut tanah dan sekitar nya menjadi subur . Sebagai mansuia kita perlu untuk selalu bersyukur dan memaknai secara baik segala sesuatu yang diberikan oleh Allah.
Untuk mengenali diri sendiri kita perlu menanamkan adanya kesadaran dalam mengenali diri sendiri, dimana mengenali diri sendiri merupakan awal dari suatu pendidikan. Dapat digambarkan sebagai berikut:
⬆
Diri = Dzat
⬇
Diri = Dzat
⬇
Sifat
⬇
Asma ⬌ Realitas
⬇
Af'al ⬌ Tindakan
⬇
Asma ⬌ Realitas
⬇
Af'al ⬌ Tindakan
Dapat dijelaskan, ketika telah menanamkan kesadaran dalam diri sendiri maka kita akan tersadar dalam pendidikan. Kesadaran pada diri sendiri merupakan dzat Tuhan yang sering kali dikaitkan atau dikenali dengan sifat, dari hal tersebut kita akan mempunyai sebuah sifat, sifat tersebut menjadi Asma’, kemudian terjadi pada kehidupan nyata (realitas) dan setelah itu akan menghasilkan suatu tindakan. Sebagai contoh yaitu seseorang yang memiliki sifat sabar, secara asma adalah seorang penyabar kemudian secara af’alnya ia menyabari. Seharusnya dalam pendidikan karakter kiblatnya dalah konsep tersebut maka akan membentuk sebuah sifat yang benar-benear akan terwujud di masyarakt nyata. Contoh lain selain Sabar, Penyabar,dan Menyabar yaitu 1. sayang, Penyayang dan Menyayang 2. Ramah, Peramah dan Meramah 3. Tenang, Penenang, dan Menenang.
Terima Kasih, dan semoga bermanfaat J
Wassalamualaikum wr.wb.
Dikutip dari : Perkuliahan Bapak Aniq pada mata kuliah Filsafat Pendidikan pada hari Selasa, 16 Oktober 2018.
https://nuriliskarima.blogspot.com/2018/10/mengatur-dan-mengenali-diri-sendiri.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar